Demikian dikatakan Toto Amsar, S. Sen. M.Hum, staf pengajar di STSI Bandung yang juga peneliti kesenian Topeng Jawa Barat serta kesenian Pantura dalam rangkaian
kegiatan “Revitalisasi Seni Tradisional Jawa Barat serta Sosialisasi dan Diskusi” bertempat di Bale Desa Jumbleng, Losarang Indramayu. “Selama ini pemerintah hanya melakukan upaya penyelamatan pada keseniannya saja, tetapi penurunan ilmu-ilmu yang terkandung dalam kesenian dan budaya tradisional itu sendiri cenderung diabaikan,” ujar Toto Amsar.
kegiatan “Revitalisasi Seni Tradisional Jawa Barat serta Sosialisasi dan Diskusi” bertempat di Bale Desa Jumbleng, Losarang Indramayu. “Selama ini pemerintah hanya melakukan upaya penyelamatan pada keseniannya saja, tetapi penurunan ilmu-ilmu yang terkandung dalam kesenian dan budaya tradisional itu sendiri cenderung diabaikan,” ujar Toto Amsar.
Karenanya, dalam kegiatan revitalisasi kesenian “Randu Kentir” yang merupakan kesenian tradisional Losarang Indramayu, Toto mengharapkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya juga turut diwariskan. “Jangan sampai hanya gerak tarinya saja yang diwariskan, sementara nilai yang terkandung di dalamnya luput dari perhatian,” ujar Toto.
Kegiatan dihadiri Kasi Kebudayaan Disparbud Indramayu, Asep Ruchiyat, Penilik Kebudayaan Losarang Agus Kholiq, sejumlah seniman dan seniwati Kab. Indramayu.
Sementara dari Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat selaku penggagas kegiatan di hadiri Gungun Gumilang dan Mas Nanu Muda selaku kurator.
Sementara dari Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat selaku penggagas kegiatan di hadiri Gungun Gumilang dan Mas Nanu Muda selaku kurator.
Dikatakan Gungun Gunawan, tahun ini Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat melakukan empat seni tradisi yang nyaris punah di Jawa Barat. Setelah kesenian
Topeng Menor, Cipunagara, Kab. Subang, kesenian Randu Kentir dari Sanggar Seni Tradisional Trebang Randoe Kentil pimpinan Ny. Ida, merupakan kesenian tradisi
kedua yang di revitalisasi.
Topeng Menor, Cipunagara, Kab. Subang, kesenian Randu Kentir dari Sanggar Seni Tradisional Trebang Randoe Kentil pimpinan Ny. Ida, merupakan kesenian tradisi
kedua yang di revitalisasi.
Langkah-langkah yang dilakukan Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat, dalam melaksanakan program revitalisasi seni budaya tradisi, menurut Gungun, sebelumnya dilakukan observasi bersama tim kurator Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat. Setelah terseleksi, dilakukan observasi dan diskusi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat serta para senimannya, untuk kemudian dilakukan pelatihan kepada sejumlah anak sekolah.
“Nantinya setelah selesai pelatihan akan dipegelarkan sebagai langkah sosialisasi, untuk kemudian didiskusikan dan kembali ditampilkan di panggung balai (Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat) dalam acara rutin pegelaran seni budaya,” ujar Gungun.





