Seni reog telah menjadi trade mark kota Ponorogo. Kesenian tradisional
ini sejak kelahirannya sampai sekarang telah diklaim masyarakat sebagai
budaya asli Ponorogo. Kesenian reog merupakan seni budaya masyarakat
Ponorogo yang bersumber dari cerita legenda. Legenda lahirnya seni reog
ini telah diakui sebagai cerita rakyat yang dilestarikan sebagai warisan
leluhur di bumi reog ini.
Diduga kelahiran seni reog ini diilhami oleh kekuasaan raja-raja
di Jawa Tengah yang berpindah ke Jawa Timur dan bermaksud menghilangkan
perbedaan kebudayaan keraton dan kebuadayaan masyarakat pedesaan dengan
memadukan kedua seni tersebut yang melahirkan seni baru berupa kesenian
Reog Ponorogo. Kesenian ini mencerminkan bentuk gerak tari, peralatan
pemain serta alat musik yang menjadi satu kesatuan kelompok seni reog.
Satu unit kelompok seni reog terdiri dari satu orang penari
dhadhak merak (Singobarong), satu orang penari tokoh Prabu Klono
Sewandono, dua orang penari Pujangganong, dan dua orang atau lebih
penari kuda lumping. Selain itu ada barisan pengiring berbusana khas
Warok dan Warokannya. Satu unit kelompok seni reog bisa berjumlah
sekitar 20-40 orang. Pertunjukan seni reog sendiri memperlihatkan
iring-iringan tarian dengan irama musik tradisional mengiringi gerak
penarinya.
Satu unit peralatan reog terdiri dari dhadhak merak, topeng
macan, topeng Klono Sewandono, topeng Pujangganong dan kuda lumping,
pecut samandiman serta pakaian para penari dan penabuh musiknya.
Sementara peralatan musiknya terdiri dari kendang, kempul, kenong,
angklung dan slompret.
Bagi masyarakat Ponorogo, kesenian reog telah “mendarah daging”
dalam kehidupannya. Keberadaan seni ini sudah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dengan masyarakat sebagai seni budaya lokal yang sangat
digemari. Kegemaran ini telah memberikan perkembangan untuk melestarikan
seni reog dengan lahirnya beberapa kelompok seni reog diberbagai
pelosok masyarakat Ponorgo sendiri hingga populer dengan sebutan “kota
reog”. Bahkan eksistensinya semakin pesat dengan banyaknya masyarakat di
luar Ponorogo maupun luar negeri yang berminat menggeluti seni ini.
Berhubung antusiasme masyarakat yang meningkat luar biasa
terhadap seni ini, maka akhirnya pemerintah memfasilitasi keberadaan
kelompok seni reog baik dari Ponorogo maupun luar Ponorogo dalam sebuah
festival reog tahunan untuk menambah semarak juga menjaga kelestarian
budayanya juga momentum kebangkitan seni budaya sebagai ajang promosi
wisatawan domestik maupun mancanegara. Penyelenggarakan festival reog
tersebut rutin diadakan menjelang tanggal 10 Muharam sebagai peringatan
malam tahun baru Hijriah yang dikenal dengan Perayaan Grebeg Suro
Ponorogo bertempat di aloon-aloon kota Ponorogo dengan peserta dari
berbagai wilayah di Indonesia juga mancanegara.
Selain penyelenggaraan festival juga dipamerkan beberapa
kerajinan industri seni reog bersamaan dengan pameran kerajinan lainnya.
Kerajinan ini merupakan hasil dari para pengrajin reog yang ada di
Ponorogo yang mereka rintis sebagai sarana menambah penghasilan.
Keberadaan industri kerajinan seni reog ini menitikberatkan pada
pembuatan perlengkepan dan peralatan seni reog serta souvenir reog mini.
Anda berminat membeli? Datang saja ke bumi reog.



0 komentar:
Posting Komentar